Jalan-jalan warga tertimbun tanah akibat pembangunan jaringan listrik kereta cepat Jakarta-Bandung.

Berita / 22-Nov-2023




Orang-orang di Kampung Dangdeur, RT 1, RW 14, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, tidak dapat melintasi jalan karena menara jaringan listrik Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan timbunan tanahnya. Selain menutup, tanah galian proyek sepur kilat mengancam warga. Temuan yang dilakukan pada Selasa, 21 November 2023, menunjukkan bahwa timbunan tanah dan menara jaringan pemasok listrik menghancurkan akses yang menjadi perlintasan warga dari dan menuju Jalan Cikalong-Cipeundeuy. Terlihat bahwa akses telah dialihkan ke tepi gundukan tanah.

Namun, kondisinya hanyalah perlintasan tanah yang kecil. Dua SUTT 150 kV Padalarang Baru II dan SUTT 150 kV Cirata ditulis pada kerangka menara. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah singkatan dari istilah ini.

"Jalan warga, jalan lingkungan tertutup setahun lebih," kata Siti Enok, 60 tahun, warga yang bermukim tak jauh dari lokasi tersebut.

Jalur pengganti di tepi area menara tidak layak. Timbunan tanah sisa dari proyek pembangunan menara akan jatuh ke jalur pengganti jika hujan. Oleh karena itu, akses yang kecil itu licin dan membahayakan pengguna jalan. Beberapa penduduk bahkan terjatuh saat melintasi jalan tersebut dengan sepeda motor. Enok mengatakan bahwa pihak proyek sempat berjanji bahwa jalan yang rusak dan tertimbun tanah urukan proyek akan dikembalikan ke kondisi awalnya. Namun, itu tidak pernah terjadi.

Jalur pengalihan yang berada di tepinya sangat tidak layak dan rawan bahaya karena timbunan tanah proyek dapat longsor. Selain mengganggu akses, masalah itu juga berdampak pada bisnis makanan warga karena jalur menuju warung semakin sulit dijangkau.

Sebetulnya, masalah ini telah dilaporkan ke Kepala Desa Rende, tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikannya. Tak hanya menghentikan akses, tanah proyek juga menimbun tanah Enok dan pasangannya, Edi Sutisna (64). Sebagai informasi yang diberikan oleh Enok, proyek jaringan listrik kereta cepat itu telah dimulai dan akan selesai pada Agustus 2022. Pasangan Enok dan Edi, bersama dengan saudara mereka, memiliki lahan seluas 400 meter persegi yang digunakan untuk proyek tersebut.

Pasangan itu memiliki lahan kira-kira 180 meter persegi dari 400 meter persegi. Memang, PLN memberikan lahan tersebut untuk pasokan listrik sepur kilat. Tidak diragukan lagi, pelepasan tanah menimbulkan masalah karena menghalangi akses dan menimbun tanah warga. Edi Sutisna menyatakan hal yang sama. Dia berharap timbunan tanah yang menghalangi akses segera diperbaiki.

Keadaan jalan kembali baik, laik, dan aman untuk digunakan oleh masyarakat. Karena itu, banyak warga dari RT 1, 2 dan 3 menggunakan akses tersebut. Anak-anak sekolah yang juga mengalaminya juga. Pembangunan proyek kereta api yang cepat meninggalkan banyak masalah. Salah satu contohnya adalah pembuatan terowongan, yang diduga mengakibatkan kehilangan banyak mata air di daerah Kecamatan Cikalongwetan dan Cipatat. Karena timbunan material proyek, sawah dan kebun warga yang disewakan tidak dapat lagi ditanami. Proyek tersebut juga menyebabkan banjir yang merusak sawah warga.

 

Picture Source: Pikiran-Rakyat.com


Program