Polisi Mengambil 17 Pengungsi Rohingya dari Dumai, Riau

Berita / 04-Jan-2024




Pada awalnya, sebelas pengungsi Rohingya ditangkap oleh Kepolisian Sektor Medang Kampai Dumai di dua tempat berbeda di Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai pada Selasa, 24 Januari. Pada Selasa sore, 2 Januari, lima orang lainnya ditangkap oleh Kapal Patroli Hayabusa-3008 Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri di lokasi yang sama. Rabu sore, seorang lagi orang yang ditangkap oleh Polsek Medang Kampai kembali diserahkan ke Imigrasi Dumai.

Di Dumai, Rabu, Komandan KP Hayabusa-3008 Inspektur Satu Andi Yasser mengatakan bahwa kelima warga Rohingya ini sempat berkejar-kejaran di Jalan Lintas Dumai-Sei Pakning dengan mobil pengangkut jenis Avansa dan Calya sebelum ditangkap.

Setelah mengetahui dari masyarakat, anggota KP Hayabusa menemukan warga asing ini di tepi jalan setelah diturunkan secara acak oleh mobil pengangkut.

IPTU Andi Yasser mengatakan, "Supir mobil yang mengangkut pengungsi Rohingya ini berhasil kabur, dan kemudian kami menyerahkan warga asing ini ke Kantor Imigrasi Dumai."

Dijelaskan bahwa lima pengungsi Rohingya berangkat dari Camp Bangladesh di Provinsi Aceh ke Pekanbaru dan kemudian melalui darat ke Dumai untuk menuju Malaysia. Andi mengatakan bahwa mereka masih memburu supir mobil yang membawa warga Rohingya ini ke Dumai. Kemudian mereka diserahkan ke Imigrasi untuk proses lebih lanjut.

Mereka adalah lima orang Rohingya: Shohida, 15 tahun, Montas, 18 tahun, Rohima, 23 tahun, Umme Habiba, 18 tahun, dan Sayed Hassain, 31 tahun. Salah satu individu tambahan yang ditangkap oleh Polsek Medang Kampai adalah Robi Alom (17).

Meskipun demikian, Ryanda Pratama, Kepala Sub Seksi Intelijen Kantor Imigrasi Dumai, mengatakan bahwa lima warga Rohingya yang ditahan di KP Hayabusa-3008 dan satu lagi dikirim dari Polsek Medang Kampai pada Rabu sore. Saat ini, ada 17 warga negara asing Rohingya yang tinggal di ruang detensi Imigrasi Dumai.

Belasan warga asing ini telah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum memasuki ruang detensi. Selanjutnya, akan berkoordinasi dengan Kanwil Imigrasi Riau dan UNHCR.

Kami harus memanggil penerjemah karena tidak ada orang Rohingya yang fasih berbahasa Indonesia. Ryanda menyatakan bahwa kondisi kesehatannya cukup baik setelah diperiksa, termasuk seorang anak perempuan di bawah lima tahun.

 

Picture Source: AmiraRiau


Program