Tanggapan Pemerintahan provinsi Jabar soal Kondisi Memprihatinkan Masjid Raya Bandung

Berita / 07-Mar-2025




Bandung - Pemprov Jawa Barat akhirnya buka suara soal kondisi Masjid Raya Bandung yang memprihatinkan. Pemprov mengklaim komitmennya untuk mengelola dengan baik masjid yang berada di bawah naungan Badan Pengelola Islamic Center (BPIC).
Kepala Biro Kesra Jabar Andrie Kustria Wardana mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan para DKM terkait pengelolaan dan pemeliharaan masjid, termasuk Masjid Raya Bandung.

"Kami tentunya sangat berkomitmen untuk pengelolaan dan pemeliharaannya. Ada lima masjid di bawah BPCI termasuk Masjid Raya Bandung," ujar Andrie dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/3/2025).

"Kami mendapat informasi dari DKM Masjid Raya Bandung bahwa terdapat kondisi fisik di beberapa titik di Masjid Raya Bandung yang rusak dan perlu perbaikan. Kami akan tindaklanjuti dan tentunya akan kami perbaiki," lanjutnya.

Menurut Andrie, BPIC telah meminta DKM Masjid Raya Bandung untuk segera melaporkan secara berkala terkait kondisi kerusakan fisik pada bangunan masjid tersebut.

Dia menyebut, Pemprov Jabar telah mengalokasikan anggaran senilai Rp1,6 miliar melalui Biro Umum untuk mengelola masjid. Hanya saja, anggaran itu dibagi untuk masjid yang ada di bawah naungan BPIC.

"Kita ada anggaran Rp1,6 miliar untuk pengelolaan masjid-masjid ini, tapi anggaran itu untuk pengelolaan dan pemeliharaan semua masjid-masjid tersebut, bukan untuk satu masjid saja," ujar Andrie.

Adapun masjid yang menjadi tanggung jawab BPIC yakni Masjid Pusdai Provinsi Jawa Barat, Masjid Raya Bandung, LPTQ Provinsi Jawa Barat, Masjid Raya Attaawun Puncak Bogor, dan Masjid Raudhatul Irfan Sukabumi.

"Dan kami tentunya akan bersurat, berkoordinasi dengan Biro Umum Setda Jabar selaku kuasa anggaran, karena anggaran pengelolaan masjidnya itu ada di Biro Umum, tidak di kami di Biro Kesra," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Masjid Raya Bandung mengalami kerusakan fisik pada bagian atap dan langit-langit. Hal itu mengakibatkan tetesan air hujan masuk ke dalam ruang utama. Kondisi itu diketahui telah terjadi sejak 2020 lalu.

Menghadapi keterbatasan dana untuk merenovasi, pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) terpaksa mengambil langkah darurat. Plastik-plastik lebar dipasang di beberapa bagian langit-langit untuk menampung air yang menetes.

Sementara itu, ember-ember berjejer di beberapa sudut untuk menampung air yang jatuh agar tidak menggenangi lantai dan mengganggu jemaah.

"Sebelumnya yang di ruang utama itu ada kebocoran di atas, airnya itu netes ke lantai yang paling dasar yang dipakai salat. Itu cukup mengganggu, tapi karyawan kita itu memang punya inisiatif jadi pakai plastik seperti itu," ucap Ketua DKM Masjid Raya Bandung Ayi Hasyim Ashari, Selasa (4/3/2025).

"Itu memang saya akui kurang estetik, tapi itu efektif dan alhamdulillah jadi yang di bawah itu tidak terlalu banyak titik bocornya," sambungnya.

Menurutnya upaya untuk mengajukan bantuan renovasi sudah dilakukan, namun tak kunjung terealisasi.

"Sudah tahun 2023 dan tiap tahun ada upaya mengajukan ke Pemprov itu. Yang pernah terealisasi penggantian kanopi waktu itu di anggaran 2023 kalau gak salah. Tapi belum mengatasi masalah kebocoran, karena banyak titik bocornya itu," ucap Hasyim

pic source : google


Program