Netanyahu Beri Peringatan: Pertempuran Akan Berlanjut Setelah Israel Setuju Gencatan Senjata

Berita / 22-Nov-2023




Pemerintah Israel penjajah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata selama lima hari di Gaza sebagai imbalan untuk pembebasan lima puluh sandera warga sipil yang ditahan oleh Hamas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, turut menghadiri rapat kabinet yang menghasilkan kesepakatan itu. Selain itu, sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, penjajah Israel akan membebaskan 150 wanita dan anak dari tahanan Palestina. Oleh karena itu, Netanyahu menyatakan bahwa gencatan senjata hanya bersifat sementara dan serangan akan berlanjut setelah masa berlakunya.

Netanyahu menyatakan, "Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkannya." Perdana Menteri Israel penjajah ini menyatakan bahwa upaya intelijen akan dipertahankan untuk memungkinkan tentara mempersiapkan diri untuk fase pertempuran berikutnya. Benjamin Netanyahu dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak akan menghentikan genosida sebelum mencapai semua tujuan negaranya. Dia menyatakan bahwa pertempuran akan berlangsung sampai Gaza tidak lagi "mengancam" Israel.

Hamas sebelumnya memberi tahu mediator Qatar bahwa mereka siap membebaskan 70 wanita dan anak-anak yang ditahan di Gaza sebagai imbalan gencatan senjata lima hari. Tindakan ini dilakukan sebagai tanggapan atas permintaan Qatar yang mendorong pembebesan sandera Israel, yang disampaikan oleh Abu Ubaida, juru bicara Brigade al-Qassas, sayap bersenjata Hamas.

Menurutnya, upaya saudara-saudara Qatar pekan lalu untuk membebaskan wanita dan anak-anak sandera sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan oleh musuh.

Negosiasi yang dilakukan Qatar pada akhirnya membuahkan hasil, memaksa Hamas untuk melepaskan sejumlah besar sanderanya. Meskipun demikian, mereka meminta penjajah Israel untuk menghentikan blokade akses bantuan ke Jalur Gaza dan memastikan bahwa gencatan senjata berdampak positif pada masyarakat setempat. Dia menyatakan, "Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata sepenuhnya dan bisa membuat masuknya bantuan dan bantuan kemanusiaan di mana pun di Jalur Gaza."

Hamas mengklaim bahwa penjajah Israel menunda dan menghindari "harga" kesepakatan, yang menyebabkan pembebasan tahanan gagal.

Hamas menolak tuduhan Josep Borrel, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, yang menyatakan bahwa kelompoknya menggunakan warga sipil dan rumah sakit sebagai tameng manusia. Hamas menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa pernyataan Borrell dilontarkan oleh Uni Eropa untuk membenarkan pembantaian warga yang tidak bersalah, termasuk anak-anak dan wanita. Dia menyatakan bahwa tuduhan itu adalah pemutarbalikan fakta dan kedok Eropa agar penjajah (Israel) melakukan lebih banyak kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak berdaya.

Selain itu, kelompok tersebut menganggap apa yang dikatakan Borrel sebagai memalukan dan tidak manusiawi.

"Pernyataan berbahaya ini mengabaikan semua foto, kesaksian, fakta, dan laporan internasional yang mengonfirmasi bahwa tentara pendudukan telah membunuh lebih dari 11.000 korban, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak," kata Hamas, menegaskan bahwa konflik militer tidak boleh melibatkan rumah sakit atau warga sipil kecuali jika ada korban jiwa.

 

Picture Source: Inilah.com


Program