Kementerian Kesehatan Menegaskan WHO Tidak Menyatakan Bahwa Siklus COVID-19 Meningkat Tiap enam bulan

Kesehatan / 16-Dec-2023




Ngabila menyatakan bahwa siklus COVID-19 dapat meningkat setiap enam bulan, mirip dengan batuk pilek, "COVID-19 siklusnya berpotensi meningkat setiap enam bulan, masyarakat tidak perlu panik." Pada Kamis, 7 Desember 2023, Ngabila menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hal itu mirip dengan batuk pilek biasa saat peralihan musim atau pancaroba.

"Mengapa? Kelelahan, stres, kurang tidur, dan makan tidak teratur adalah semua faktor yang biasanya menyebabkan sistem kekebalan menurun. Karena kelembapan tinggi, kuman lebih mudah masuk ke tubuh manusia. Namun, menurut Nadia, ada subvarian baru yang menyebabkan peningkatan kasus COVID di Indonesia, bukan masalah siklus COVID.

Dia menjelaskan, "Kami melihat lebih banyak kasus karena subvarian baru, terutama EG.5 dan XBB.1.5 yang sudah ada di kami."

Peneliti global pernah menyoroti siklus COVID-19 tiap enam bulan saat China dilanda pandemi pada Juni 2023. Dilaporkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 di China tidak mengejutkan para peneliti.Ini karena mereka mengatakan bahwa China mungkin memerangi siklus infeksi COVID-19 setiap enam bulan sekali karena semua pembatasan virus telah dihapus dan jenis yang paling menular masih ada.

Namun, Ali Mokdad, seorang epidemiologi di Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington di Seattle, mengatakan, "Sayangnya, kenyataan baru dengan virus ini, kita akan mengalami infeksi berulang."

Ketakutannya adalah bahwa virus ini akan menghasilkan varian baru yang lebih parah dan dapat bersaing dengan virus yang ada saat ini. Sebagian besar peningkatan kasus COVID di China disebabkan oleh subvarian Omicron XBB.1.5, yang sangat menular dan pertama kali ditemukan di India pada bulan Agustus 2022.

Picture Source: KOMPAS.com


Program